Penggunaan Bahan Kimia

Pembangunan Berkelanjutan

Penggunaan Bahan Kimia

Kami mendorong Pembangunan Berkelanjutan yang selaras dengan Kebijakan Konservasi Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati kami (2015, diperbarui pada 2022), di mana kami mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan dalam penggunaan pupuk, pengelolaan hama terpadu, dan kesehatan tanah. Praktik-praktik ini dirancang untuk mengoptimalkan produktivitas hasil, mengurangi masukan kimia, meningkatkan kesuburan tanah, dan mengadopsi alternatif organik jika memungkinkan.

Indikator Penggunaan Pupuk

Untuk memaksimalkan hasil panen sekaligus mengurangi biaya, emisi gas rumah kaca (GRK), dan polusi air, pengelolaan pupuk yang efektif sangat penting. REA menggunakan strategi berkelanjutan dan berbasis data untuk mengaplikasikan pupuk, yang melibatkan:

Analisis Ilmiah
Aplikasi yang Dioptimalkan
Integrasi Organik

Kebutuhan nutrisi dinilai dengan memeriksa sampel pelepah kelapa sawit, melakukan uji tanah, dan memeriksa tajuk kelapa sawit secara visual. Tim agronomi kami yang berdedikasi menangani evaluasi ini, yang kemudian divalidasi oleh konsultan agronomi independen.

Pengendalian Hama Terpadu

Strategi pengendalian hama REA menekankan pada meminimalkan penggunaan pestisida kimia dengan menerapkan pendekatan pengendalian hama terpadu (PHT) yang berfokus pada metode pengendalian hayati untuk mengelola hama sambil melindungi lingkungan. Ini berlaku di seluruh operasi dan pemasok kami, yang meliputi:

  1. Pengendalian Hayati:
    Dengan menanam flora penolak hama dan penarik predator seperti Cassia cobanensis, Antigonon leptopus, dan Tumera subulata, kami mendorong predator alami yang membantu mengendalikan hama pemakan daun seperti ulat kantong dan ulat.
  2. Sistem Peringatan Dini:
    Departemen lingkungan melakukan pemantauan rutin untuk mengidentifikasi potensi wabah hama. Tim panen melakukan inspeksi rutin terhadap pohon kelapa sawit, dan jika ada serangan hama yang terdeteksi, tim agronomi melakukan evaluasi komprehensif untuk menentukan tingkat masalah dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasinya.
  3. Meminimalkan Penggunaan Bahan Kimia:
    Bila perlu, intervensi kimia diterapkan secara bertanggung jawab, hanya menargetkan area yang terkena dampak untuk meminimalkan dampak lingkungan.
  4. Pestisida yang Dilarang:
    REA tidak menggunakan pestisida yang dikategorikan sebagai Kelas 1a atau 1b oleh Organisasi Kesehatan Dunia, maupun yang terdaftar di bawah Konvensi Stockholm tentang Polutan Organik Persisten atau Konvensi Rotterdam.
  5. Keselamatan Pekerja:
    Kesehatan karyawan dijaga melalui tes darah dan paru-paru dua kali setahun, rotasi penanganan pestisida, dan penggunaan eksklusif herbisida yang lebih aman, sementara Paraquat telah dihentikan sejak tahun 2013.
  6. Pemantauan Komprehensif:
    Penggunaan pestisida secara rutin dilacak, merinci bahan aktif dan jumlah yang diaplikasikan (liter per hektar). Hal ini memastikan efektivitas aplikasi dan memantau beban kimia pada lingkungan.

Pengamatan utama untuk tahun 2024 meliputi:

Tingkat Penggunaan Pestisida:
Peningkatan Penggunaan Herbisida
Intensitas Keseluruhan

Penggunaan pestisida rata-rata tetap stabil di 0,1 liter/hektar, konsisten dengan tahun 2023.

Kesehatan Tanah

Memastikan kesehatan tanah kita sangat penting untuk keberlanjutan jangka panjang perkebunan kita. Di REA, kami menerapkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan ketahanan dan kesuburan tanah, terutama dalam menghadapi tantangan iklim:

  1. Adaptasi Infrastruktur:
    Berinvestasi dalam pemeliharaan jalan, solusi drainase, dan sistem pengelolaan air memperkuat kemampuan perkebunan kami untuk menahan peningkatan resiko banjir dan kekeringan yang disebabkan oleh perubahan iklim.
  2. Input Organik:
    Kami menggunakan pupuk organik, termasuk Libero, EFB, dan POME, untuk meningkatkan kadar bahan organik dan nutrisi dalam tanah.
  3. Tanaman Penutup Tanah:
    Kami menanam tanaman penutup tanah untuk mencegah erosi tanah dan meningkatkan retensi kelembapan.
  4. Penelitian Kolaboratif:
    Dengan bermitra dengan peneliti dan pakar industri, kami dapat menemukan cara inovatif untuk menggunakan limbah pabrik dan bahan organik lainnya guna meningkatkan kesehatan tanah yang lebih baik dan meningkatkan retensi air untuk mengurangi fluktuasi pola cuaca yang diperkirakan.