Konservasi Hutan

Halaman Utama Keberlanjutan Konservasi Hutan

Melindungi Hutan, Memelihara Keanekaragaman Hayati

Konservasi Hutan menyoroti dedikasi kami untuk melindungi keanekaragaman hayati dan melestarikan ekosistem vital. Pilar ini berfokus pada menjaga rantai pasok bebas deforestasi, melindungi habitat kritis, dan mempromosikan penggunaan lahan yang berkelanjutan. Dengan terlibat dalam upaya konservasi proaktif dan mematuhi standar global seperti kebijakan NDPE, kami bertujuan untuk memastikan bahwa operasi kami selaras dengan alam sambil mendukung integritas lingkungan.

Pengelolaan Konservasi

Pengelolaan Biodiversiti

Komunitas & Hutan

Pemantauan Deforestasi

REA beroperasi di Kalimantan, salah satu wilayah paling beragam secara hayati di dunia, menyediakan layanan ekosistem penting seperti air bersih, regulasi iklim, dan siklus nutrisi. Menyadari potensi tantangan lingkungan dari pengembangan perkebunan, REA memastikan bahwa semua kegiatan operasional, mulai dari pembukaan lahan hingga pengiriman, mematuhi prinsip-prinsip konservasi. Upaya-upaya ini bertujuan untuk mengurangi dampak negatif sekaligus secara aktif memulihkan dan meningkatkan lanskap keanekaragaman hayati alami, sehingga menyelaraskan keberlanjutan bisnis dengan prioritas pengelolaan lingkungan.

REA berkomitmen untuk tidak mengubah ekosistem alami apa pun menjadi penggunaan lahan lain, termasuk tidak ada perubahan signifikan pada komposisi, struktur, atau fungsi spesies ekosistem alami mana pun, sesuai dengan Kebijakan Konservasi kami yang dipublikasikan.

Kebijakan ini berlaku untuk operasional perusahaan mana pun dalam grup REA dan semua karyawannya, termasuk semua kontraktor pihak ketiga yang beroperasi di perkebunan REA, semua petani sawit swadaya terkait dan semua pemasok.

Inisiatif Utama

Dalam pendekatan Manajemen Konservasi kami, REA berfokus pada pemulihan ekosistem, perlindungan keanekaragaman hayati, dan pelibatan masyarakat lokal. Inisiatif-inisiatif ini mendukung pengelolaan lingkungan jangka panjang melalui praktik berbasis sains dan tindakan kolaboratif.

Inisiatif Restorasi

Persemaian Bibit dan Peningkatan Keanekaragaman Hayati

Pemantauan Iklim dan Air

Sistem Manajemen Lingkungan (EMS)

Kolaborasi dengan Masyarakat

Ekologi Perkebunan

REA Kon terus memperluas program rewilding dan pengayaan untuk meningkatkan keanekaragaman hayati, mendukung penyerapan karbon, dan memulihkan lanskap yang terdegradasi. Pada tahun 2024, REA Kon mendistribusikan 1.542 bibit kepada pemangku kepentingan internal dan masyarakat sekitar serta melaksanakan hal-hal berikut:

4.040 bibit ditanam untuk memulihkan 10,1 hektar hectares
508 penanda batas HCV dipasang
42 papan informasi konservasi dipasang

Pada tahun 2023, REA memperoleh pengakuan sebagai “Pengelola Terbaik Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi” di Kalimantan Timur.

REA sangat berkomitmen untuk melindungi dan meningkatkan keanekaragaman hayati yang kaya di lanskap operasional dan sekitarnya. Program pengelolaan keanekaragaman hayati kami dirancang untuk melindungi spesies langka, terancam, dan punah (RTE) sambil memastikan keseimbangan ekologis lanskap kami.

Sejalan dengan komitmen terhadap keanekaragaman hayati, REA telah bermitra dengan lembaga akademik (UNMUL, UNAS, UI), badan penelitian (BRIN), lembaga pemerintah (BKSDA, Kehutanan, Perkebunan, dan Dinas Lingkungan Hidup), serta Kemitraan Penelitian Hutan Hujan Asia Tenggara (SEARRP) untuk memajukan penelitian keanekaragaman hayati dan upaya konservasi. Kolaborasi ini berfokus pada evaluasi efektivitas praktik pengelolaan keanekaragaman hayati, penelitian kesehatan tanah, dan promosi budidaya kelapa sawit berkelanjutan yang mendukung perlindungan keanekaragaman hayati.

REA juga telah menerbitkan Kebijakan Konservasi Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati, memastikan kepatuhan terhadap semua hukum dan peraturan internasional dan domestik terkait dengan konservasi lingkungan dan keanekaragaman hayati. Kebijakan ini berlaku untuk semua operasi REA, karyawan, pemasok, kontraktor pihak ketiga yang beroperasi di dalam perkebunan REA, serta semua petani swadaya terkait dan independen, mencakup kegiatan baik di dalam maupun di luar area HCV/HCS. Untuk informasi lebih lanjut, baca di sini.

Basis data komprehensif mencatat informasi tentang kekayaan spesies, distribusi, dan kelimpahan, dengan fokus pada klasifikasi RTE sesuai dengan International Union for Conservation of Nature (IUCN). Basis data terus diperbarui dengan catatan baru. Pada tahun 2024, REA mencatat 732 spesies di dalam kawasan konservasinya, termasuk:

Rewilding (Pemulihan Alam Liar)

Rewilding adalah pendekatan konservasi yang bertujuan memulihkan ekosistem alami ke kondisi aslinya dengan mengembalikan proses-proses alami dan mengurangi campur tangan manusia.

Aspek utama dari rewilding meliputi:

Pemulihan habitat - mengembalikan habitat alami ke kondisi aslinya
Reintroduksi spesies - mengembalikan spesies asli ke habitat alaminya
Meminimalkan campur tangan manusia - memungkinkan alam berfungsi secara alami dengan pengaruh manusia seminimal mungkin

Tujuan dari rewilding adalah untuk:

Meningkatkan keanekaragaman hayati
Memulihkan fungsi ekosistem
Meningkatkan ketahanan ekosistem terhadap perubahan lingkungan

Rewilding juga dapat mengatasi tantangan lingkungan penting seperti:

Degradasi habitat
Kepunahan spesies
Perubahan iklim

Selain manfaat ekologis, rewilding juga dapat memberikan nilai sosial dan ekonomi melalui pengembagan ekowisata dan dukungan terhadap penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Spesies Dilindungi / RTE (Langka, Terancam, dan Terancam Punah)

REA Kon melakukan pemantauan terhadap spesies tumbuhan langka, terancam, dan terancam punah (RTE) di beberapa plot pengamatan permanen yang dipilih secara cermat untuk mewakili berbagai jenis habitat dan tutupan lahan.

Penetapan spesies pohon yang dilindungi dapat ditentukan melalui mekanisme nasional, internasional, dan global.

Tingkat Nasional

Tingkat Internasional

Tingkat Global

Peraturan pemerintah – Pemerintah dapat menerbitkan peraturan untuk melindungi jenis pohon tertentu.
Undang-undang kehutanan – Undang-undang ini mengatur perlindungan dan pengelolaan hutan, termasuk perlindungan terhadap jenis pohon yang telah ditetapkan.
Kementerian Lingkungan Hidup – Kementerian dapat mencantumkan spesies yang dilindungi serta mengatur konservasi dan pengelolaannya secara berkelanjutan.

Perlindungan spesies pohon berperan penting dalam:

Mengidentifikasi spesies yang membutuhkan konservasi
Mengembangkan strategi konservasi yang efektif
Meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya konservasi
Mendukung perumusan kebijakan yang berpihak pada konservasi

Upaya-upaya ini sangat penting untuk melindungi keanekaragaman hayati dan memastikan kelangsungan hidup spesies pohon yang terancam.

Menurut Daftar Merah IUCN, satu spesies pohon di Tepian Estate—Vatica venulosa—tergolong dalam kategori Kritis Terancam Punah. Empat spesies lainnya diklasifikasikan sebagai Terancam Punah:

Aquilaria macrocarpa di Perkebunan Kedaron
Castanopsis argentea di Perkebunan Damai
Dipterocarpus hasseltii di Perkebunan Perdana
Shorea uliginosa di Perkebunan Tepian

Perlindungan Habitat

Kawasan konservasi dikelola secara cermat untuk mendukung beragam habitat. Jenis pohon penting seperti Cananga odorata, Ficus spp., dan Artocarpus spp. menghasilkan sumber makanan melimpah yang menarik satwa liar seperti rangkong, kupu-kupu, dan burung pemakan serangga.
Burung Arboreal Foliage Gleaning Insectivore/Frugivore (AFGI/F) terutama banyak ditemukan karena melimpahnya buah dan serangga di kawasan tersebut

Buceros rhinoceros

Microhierax fringillarius

Kolaborasi dengan Masyarakat dan Pemangku Kepentingan

REA Kon melaksanakan program edukasi konservasi dan kegiatan pemberdayaan bersama masyarakat lokal, karyawan, siswa sekolah, serta pemangku kepentingan pemerintah.
Pada tahun 2024, upaya ini terus diperluas untuk meminimalkan gangguan di area HCV serta memperkuat kolaborasi jangka panjang melalui forum, pertukaran informasi, dan distribusi materi konservasi.
Tidak ada konflik antara orangutan dan manusia yang dilaporkan pada tahun 2024, menunjukkan keberhasilan kolaborasi dengan pihak-pihak seperti BKSDA dalam mengurangi konflik dan mendukung konservasi orangutan.
Inisiatif seperti Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) melibatkan kelompok tani dan desa setempat dalam program pemulihan serta pemantauan HCVA. Untuk informasi lebih lanjut, baca di sini.

Pemantauan Spesies

Metode pemantauan seperti camera trap dan survei malam hari membantu meningkatkan identifikasi spesies yang sulit diamati dan bersifat nokturnal.
Spesies penting yang tercatat melalui camera trap atau pengamatan insidental pada tahun 2024.
Kritis Terancam Punah (CR):
- Orangutan (Pongo pygmaeus morio) – 6 lokasi berbeda
- Sunda Pangolin (Manis javanica) – 5 lokasi
Terancam Punah (EN):
- Owa Kalimantan (Hylobates muelleri) – 5 lokasi
- Bekantan (Nasalis larvatus) – hutan dataran rendah basah dan area lahan basah
- Kucing Kepala Data (Prionailurus planiceps) – 4 lokasi
- Cucak Hijau Besar (Chloropsis sonnerati) – 2 lokasi
- Bangau Storm (Ciconia stormi) – jarang terlihat
- Rangkong Kerdil (Rhabdotorrhinus corrugatus) – jarang terlihat
Reptil:
- Buaya Air Tawar Siam (Crocodylus siamensis) – hanya di Mesangat

Pongo pygmaeus morio

Nasalis larvatus

Hylobates muelleri

Spesies Kritis dan Terancam Punah yang Dipantau

Pada tahun 2024, spesies dengan status Kritis Terancam Punah (CR) dan Terancam Punah (EN) berikut tercatat melalui camera trap atau pengamatan insidental:

2024	Mamalia	Burung	Reptil	Amfibi	Ikan	Serangga
Jumlah Spesies	88	268	64	45	113	154
Kritis (Critically Endangered)	2	1	2	-	-	-
Terancam Punah (Endangered)	8	6	2	-	-	-
Rentan (Vulnerable)	13	16	3	-	1	-
Hampir Terancam (Near Threatened)	13	45	2	1	4	-
Risiko Rendah (Least Concern)	45	199	46	44	59	14
Lainnya (Other)	7	1	9	-	49	140

Spesies Kritis dan Terancam Punah yang Ditemukan

Grafik di bawah ini menunjukkan total tahunan spesies berstatus Kritis (CR) dan Terancam Punah (EN) yang ditemukan di seluruh lokasi grup pada tahun 2024:

Antara tahun 2018 dan 2024, terdapat peningkatan sebesar 163% dalam jumlah spesies RTE yang tercatat di kawasan konservasi REA. Setelah mencapai target peningkatan 20% dalam perjumpaan spesies RTE dari baseline tahun 2018, REA akan terus melakukan pemantauan rutin untuk mendukung upaya konservasi dan pengumpulan data yang berkelanjutan.

Tujuan ke Depan

Pada tahun 2025, REA akan meninjau kembali targetnya, setelah berhasil mencapai peningkatan 20% dalam perjumpaan spesies RTE sejak 2019, berdasarkan baseline tahun 2018.
Kemitraan yang berkelanjutan dengan para pemangku kepentingan akan mendorong kemajuan lebih lanjut dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati.

Tim Komunitas dan Hutan berfokus pada peningkatan kesadaran akan pentingnya konservasi lingkungan, menargetkan audiens luas yang mencakup siswa (sekolah dasar hingga sekolah menengah atas), karyawan REA, dan masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar area perkebunan perusahaan. Menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat lokal tetap menjadi prioritas utama untuk memastikan saling pengertian dan kolaborasi, terutama di area di mana operasi dan program perusahaan beririsan dengan kegiatan masyarakat.

Kegiatan dan Pendekatan Utama

Untuk mendorong pemahaman yang lebih luas dan tanggung jawab bersama terhadap konservasi lingkungan, berbagai inisiatif telah dilaksanakan baik di dalam perusahaan maupun di komunitas sekitar, antara lain:

Materi Edukasi

Keterlibatan Masyarakat

Sorotan Tahun 2024

Menyusun dan mendistribusikan materi sosialisasi seperti poster, selebaran, dan stiker yang mempromosikan kepedulian terhadap lingkungan serta menyebarkan informasi tentang upaya konservasi.

Sorotan Tahun 2024

Program	Aktivitas	Target	Tercapai	Tingkat Capaian
Peningkatan Kesadaran	Sosialisasi Umum	28	29	104%
	Kegiatan Konservasi (CEC)	1	3	300%
	Sosialisasi Internal	23	23	100%
	Sosialisasi Eksternal	4	10	250%
	Media Konservasi	26	22	85%
Keterlibatan Masyarakat	Pengumpulan Data	13	20	154%
	Nota Kesepahaman (MoU)	7	5	71%

Kegiatan Kesadaran Lingkungan di Sekolah

Sesi edukasi konservasi secara rutin dilaksanakan di sekolah-sekolah sekitar perkebunan perusahaan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan siswa. Pada tahun 2024, jumlah sesi meningkat melampaui perkiraan awal, didukung oleh kegiatan sosialisasi tambahan yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal.

Kegiatan Konservasi (CEC)

Pada tahun 2024, tiga kegiatan bertema konservasi utama diselenggarakan: Conservation Education Camp, Hari Peduli Sampah Nasional, dan sesi keterlibatan Pramuka di Sekolah Dasar REA Kaltim serta Sekolah Menengah Pertama Terpadu Perdana. Kegiatan-kegiatan ini memberikan pengalaman pembelajaran lingkungan secara langsung bagi siswa dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.

Sosialisasi Internal

Sesi sosialisasi lingkungan diberikan kepada karyawan di seluruh perkebunan REA untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan terhadap upaya konservasi di dalam perusahaan.

Sosialisasi Eksternal

Sesi sosialisasi dilaksanakan bersama masyarakat di desa-desa sekitar untuk meningkatkan kesadaran terhadap perlindungan lingkungan. Tim tersebut memperluas jangkauan kegiatannya secara signifikan dengan melibatkan beberapa desa dalam sesi bersama.

Media Konservasi

Sesi peningkatan kesadaran lingkungan diberikan kepada karyawan di seluruh perkebunan REA, untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih baik dan dukungan terhadap upaya konservasi di dalam perusahaan.

Pengumpulan Informasi

Inisiatif ini melibatkan kunjungan ke desa-desa untuk mengumpulkan wawasan tentang penggunaan hutan oleh masyarakat dan isu-isu konservasi yang muncul. Temuan tersebut digunakan untuk mendukung pengembangan program kehutanan yang inklusif dan berbasis masyarakat. Sebanyak 20 sesi dilaksanakan di 13 desa.

Nota Kesepahaman dengan Pemilik Lahan Lokal

Untuk memastikan kerja sama yang jelas dan saling menghormati, Nota Kesepahaman (MoU) dibuat dengan pemilik lahan yang berdekatan dengan area konservasi. Dokumen ini menetapkan batas yang disepakati bersama dan komitmen bersama. Pada tahun 2024, lima perjanjian resmi telah ditandatangani.

REA sepenuhnya berkomitmen untuk menjaga rantai pasokan bebas deforestasi, yang meluas melampaui konsesi kami sendiri melalui kebijakan pengadaan kami dan uji tuntas pemasok yang komprehensif. Kami memastikan bahwa Tandan Buah Segar (TBS) yang kami dapatkan tidak berasal dari area yang tidak sesuai, ter-deforestasi, sesuai dengan kebijakan keberlanjutan kami, komitmen NDPE, dan praktik manajemen terbaik.

Kami berkomitmen untuk memulihkan semua deforestasi dan konversi penggunaan lahan yang tidak sesuai. Ini termasuk restorasi hutan HCS, area HCV, lahan gambut, dan lahan lain yang signifikan secara ekologis dan budaya, dengan konsultasi ahli independen dan sesuai dengan standar sertifikasi industri internasional yang diterima.

Kami mengakui tanggal 15 November 2018 sebagai tanggal batas akhir kepatuhan pemasok terhadap semua ketentuan kebijakan NDPE. Kebijakan ini berlaku untuk operasi perusahaan manapun dalam grup REA dan semua karyawannya, serta mencakup semua kontraktor pihak ketiga yang beroperasi di perkebunan REA, semua petani sawit swadaya yang terkait dan semua pemasok. Untuk informasi lebih lanjut, baca di sini.

Pemantauan Satelit

REA menggunakan platform Satelligence dan sistem Radar Alerts for Detecting Deforestation (RADD) dari Global Forest Watch untuk melakukan pemantauan tutupan hutan dua mingguan dan mendeteksi aktivitas pembukaan lahan.
Alat-alat ini memungkinkan penyelidikan cepat terhadap potensi kegiatan ilegal, baik di dalam maupun di sekitar area konsesi REA, termasuk operasi pemasok, memastikan tindakan korektif yang cepat untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Setiap pelanggaran diselidiki dan, jika perlu, diproses bersama dengan masyarakat setempat dan otoritas pemerintah.

Patroli Perbatasan

Batas-batas kawasan konservasi ditandai dengan jelas menggunakan papan nama dan secara teratur dipatroli oleh staf REA Kon, tim keamanan, dan anggota masyarakat setempat.
Patroli-patroli ini bertujuan untuk memantau dan mencegah perambahan ilegal ke kawasan lindung, menjaga habitat penting dan keanekaragaman hayati.

Uji Tuntas Pemasok

Semua pemasok tandan buah segar (TBS) baru menjalani proses uji tuntas pemasok yang ketat untuk memastikan keselarasan dengan kebijakan keberlanjutan REA. Untuk informasi lebih lanjut, baca di sini.
Kemitraan dengan organisasi eksternal, termasuk Plan B dan entitas pemerintah daerah, mendukung pemetaan batas desa. Inisiatif ini memainkan peran penting dalam mengurangi risiko deforestasi di masyarakat. Untuk informasi lebih lanjut, baca di sini.

Manajemen Risiko Perambahan

REA bekerja sama dengan masyarakat dan pemerintah daerah setempat untuk menangani kasus perambahan, dengan fokus pada penyelesaian yang cepat dan kepatuhan terhadap persyaratan hukum.
Kami mengadopsi Prosedur Penanaman Baru RSPO (NPP) dan melakukan penilaian Nilai Konservasi Tinggi (NKT) serta Stok Karbon Tinggi (SKT) terpadu sebelum melakukan pengembangan lahan baru. Untuk informasi lebih lanjut, baca di sini.

Keterlacakan

REA terus memperkuat keterlacakan rantai pasokan Tandan Buah Segar (TBS) kami, memastikan keterlacakan penuh hingga ke sumber untuk TBS eksternal yang diproses di pabrik-pabrik grup. Untuk informasi lebih lanjut, baca di sini.
Semua pemasok Tandan Buah Segar (TBS) (baik langsung maupun tidak langsung), termasuk petani swadaya, menjalani proses uji tuntas pemasok yang ketat untuk memastikan rantai pasokan bebas deforestasi dan konversi (DCF). Hal ini memerlukan penyediaan koordinat geolokasi dan pemetaan poligon sebagai bagian dari proses uji tuntas pemasok, yang mengurangi risiko deforestasi. REA memelihara basis data komprehensif dari semua lahan petani swadaya dalam basis pasokannya, memastikan bahwa setiap pengiriman ke pabrik REA dicatat dan diverifikasi. Untuk informasi lebih lanjut, baca di sini.
Penilaian DCF, berdasarkan identifikasi ID lahan, survei lahan, keterlibatan pemasok, verifikasi lapangan, dan analisis spasial, dilakukan oleh tim kepatuhan REA dan pakar GIS.
Pada tahun 2024, 100% pemasok FFB pihak ketiga telah diverifikasi sebagai DCF, dengan kemajuan berkelanjutan menuju verifikasi penuh di seluruh rantai pasokan.
Pada tahun 2024, 100% dari 3.743 petani swadaya REA telah dinilai untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan REA, persyaratan hukum, dan standar keterlacakan, sehingga mendorong produksi minyak sawit berkelanjutan.

Pemantauan Deforestasi

Lokasi	2018 (Hektar)	2019 (Hektar)	2020 (Hektar)	2021 (Hektar)	2022 (Hektar)	2023 (Hektar)	2024 (Hektar)
Perkebunan Perdana	-	17.0	-	-	-	-	-
Perkebunan Sentekan	-	-	5.5	-	0.2	0.1	-
Perkebunan Cakra	0.4	0.4	2.2	-	1.7	0.1	1.6
Perkebunan Lestari	1.3	6.1	4.6	-	-	-	0.7
Perkebunan Damai	-	-	0.2	-	0.2	-	1.5
Perkebunan Berkat	19.8	4.7	16.5	-	0.4	0.4	0.7
Perkebunan Tepian	8.1	14.1	7.9	-	-	4.9	3.0
Perkebunan Satria	7.5	182.4	18.5	16.4	29.2	0.1	2.6
Perkebunan Kedaron	3.8	0.1	-	-	0.5	2.0	0.4
CDM	-	34.1	55.8	1.0	1.3	2.4	3.1
PBJ2 Kaltim	-	-	-	-	-	-	-
PBJ2 Satria	-	-	-	-	-	-	-
PU	-	22.7	-	16.2	29.5	21.6	111.7
Perkebunan Buaya	3.6	-	-	-	-	-	-
Perkebunan Satria (IUP APT)	28.2	-	-	-	-	-	-
Perkebunan Elang	186.1	-	-	-	-	-	-
Perkebunan Long Mesangat	18.5	-	-	-	-	-	-
Subtotal	277.1	281.5	111.4	33.6	62.9	31.6	125.3
Di luar konsesi REA (fokus area, mencakup lokasi pemasok petani sawit swadaya)	164.5	63.2	59.4	2.7	3.2	890.3	885.2
Total	441.5	344.6	170.8	36.3	66.0	921.9	1,010.5

Pada tahun 2024, REA mencatat total deforestasi seluas 125,3 hektar di dalam konsesinya akibat kegiatan ilegal.

Sejak tahun 2018, total luas deforestasi di dalam konsesi REA mencapai 923,2 hektar, sedangkan luas di luar konsesi REA mencapai 2.068,4 hektar. Tidak ada deforestasi yang tidak sesuai ketentuan yang secara langsung terkait dengan operasi REA.

Deforestasi yang Tidak Sesuai di Luar Konsesi:

Pada tahun 2024, pemantauan mengidentifikasi 885,2 hektar deforestasi di luar konsesi REA. Berdasarkan investigasi dan verifikasi lapangan, semua deforestasi ditemukan berada di luar basis pasokan REA. Peningkatan deforestasi di luar konsesi disebabkan oleh infrastruktur desa dan kegiatan sosial ekonomi.