Pengadaan yang Bertanggung Jawab
Pengadaan yang Bertanggung Jawab
Komitmen Kami terhadap Pengadaan yang Bertanggung Jawab
Di REA, kami memastikan bahwa semua pemasok dan kontraktor kami mematuhi kebijakan, persyaratan hukum, dan komitmen keberlanjutan kami untuk melindungi hutan, menegakkan hak asasi manusia, dan mendukung mata pencaharian masyarakat setempat.
Pada tahun 2024, kegiatan operasional kami melibatkan:
Gambaran mengenai Kebijakan Pengadaan Kami
REA mewajibkan pemasok untuk mematuhi kebijakan pengadaan minyak sawit berkelanjutan kami pada tahun 2030. Komitmen ini mencakup uji tuntas yang ketat, peningkatan keterlacakan, dan keterlibatan yang bermakna dengan petani swadaya, LSM, dan pemerintah.
Untuk memastikan pengadaan yang bertanggung jawab, kami fokus pada:
- Semua pemasok baru harus menjalani proses uji tuntas yang menyeluruh.
- Pemasok harus setuju untuk mematuhi kebijakan REA sebelum kontrak ditandatangani.
- Batas Waktu: Semua kontrak pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) wajib mematuhi proses ini paling lambat Desember 2024.
- Pemasok diwajibkan untuk menyediakan data keterlacakan perkebunan, termasuk peta poligon.
- Tim lapangan REA memvalidasi peta-peta ini untuk keakuratannya.
- Semua peta dari pemasok yang ada akan diverifikasi secara independen pada Desember 2025.
- Kami membantu dan mendukung petani swadaya dalam mendapatkan dokumentasi hukum yang diperlukan, seperti:
- Surat Keterangan Tanah (SKT)
- Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB)
- Penilaian independen yang akan dilakukan oleh pihak ketiga
- REA akan bekerja sama dengan NGO, masyarakat, dan pemerintah untuk:
- Mempromosikan program penanaman kembali petani swadaya.
- Mendukung 600 petani swadaya untuk mencapai sertifikasi RSPO pada tahun 2027.
Semua pemasok memenuhi kebijakan pengadaan kami
Kebijakan Tanpa Toleransi Kami
REA tidak secara sadar bersumber dari pemasok yang terlibat dalam kegiatan ilegal, seperti, tetapi tidak terbatas pada:
- Deforestasi
- Pelanggaran hak asasi manusia
- Eksploitasi tanah atau tenaga kerja
Kami mengambil langkah-langkah proaktif untuk memastikan bahwa semua keluhan dan risiko ditangani secara transparan dan adil.
Proses Uji Tuntas Pemasok
Untuk memastikan rantai pasok yang berkelanjutan dan etis, REA telah menerapkan Proses Uji Tuntas Pemasok yang kuat. Proses ini dirancang untuk mengevaluasi pemasok, memantau kepatuhan, dan menangani pelanggaran dengan cepat.
Proses Langkah demi Langkah
Langkah 1
Penilaian Pemasok
- Setiap pemasok baru menjalani penyaringan awal untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan REA.
- Kontrak diselesaikan dan ditandatangani hanya setelah ada komitmen terhadap persyaratan pengadaan kami.
Langkah 2
Keterlacakan dan Pemetaan
- Pemasok diwajibkan untuk menyediakan data keterlacakan perkebunan dan peta poligon untuk validasi oleh tim REA.
- Tim REA memastikan keakuratan, yang kemudian diverifikasi oleh pihak ketiga independen.
Langkah 3
Pemantauan dan Peringatan Risiko
- Pemantauan berkelanjutan melalui peringatan Satelligence dan laporan pemangku kepentingan.
- Setiap risiko terkait deforestasi atau pelanggaran kebijakan akan ditandai untuk diselidiki.
Langkah 4
Penyelidikan Keluhan
- Keluhan, peringatan atau risiko deforestasi diselidiki dalam waktu 30 hari.
- Prosedurnya melibatkan keterlibatan pemasok, pengumpulan bukti dan data, dokumentasi pendukung, dan pelaporan temuan kepada Group Chief Sustainability Officer dan manajemen.
Langkah 5
Tindakan Perbaikan
Dalam kasus pelanggaran yang terbukti:
- Pemasok harus merespons, mengklarifikasi masalah, dan berkomitmen pada rencana aksi yang terikat waktu dalam waktu 30 hari.
- REA terus memantau kemajuan dan meminta pertanggungjawaban pemasok.
Langkah 6
Eskalasi dan Penangguhan
- Kegagalan untuk merespons, berkomitmen, atau membuat kemajuan akan mengakibatkan penangguhan pengadaan.
- Jangka waktu tindakan: Berhenti mencari sumber dalam waktu 14 hari.
Untuk pelanggaran serius (misalnya, deforestasi berkelanjutan), REA akan menilai berdasarkan kasus per kasus apakah akan mengeluarkan perintah penghentian kerja atau menghentikan sementara pemasok.